Usai mengikuti pelatihan budidaya Aloe vera yang diadakan oleh Perpustakaan Swapustaka Hargorejo pada hari Selasa yang lalu, Ketua Kelompok Tani Nyadong Boga Padukuhan Selo Timur, Umar Khoris terinspirasi untuk mengundang narasumber pelatihan dalam pertemuan rutin kelompok tani. Pada Minggu (10/11/2024), dengan memesan sejumlah 100 bibit lidah buaya, ia mengundang sang narasumber, Imam Rodli yang berasal dari Sebokarang, Wates untuk menularkan ilmu tentang budidaya serta pengolahan lidah buaya kepada kelompok tani. Pertemuan yang dimulai pada pukul 15.30 WIB tersebut dihadiri oleh 30 anggota Kelompok Tani Nyadong Boga dan berlokasi di rumah salah satu anggota, Hendri Mustofa.
Dalam sambutannya, Umar Khoris selaku Ketua Kelompok Tani Nyadong Boga mengatakan bahwa dari pelatihan yang diikutinya, dirinya terinspirasi untuk membuka lahan usaha baru di bidang pertanian, yakni budidaya lidah buaya. Ia juga berharap agar para anggota dapat mencontoh kesuksesan narasumber dalam budidaya dan pemasaran lidah buaya serta dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga.
Imam Rodli selaku pemateri menyampaikan bahwa tanaman lidah buaya dapat dipanen setelah usia kurang lebih 8 bulan. Sedangkan penjarakan tanaman minimal dilakukan dalam jarak 70 cm agar perkembangan tanaman lebih baik. Untuk jenis lidah buaya yang berpotensi menjadi sumber penghasilan adalah jenis Pontianak, di mana setiap daunnya bisa mencapai berat 1 kg. Ia juga siap menampung hasil tani dari kelompok tani dengan berat minimal ½ kg per daunnya yang nantinya dapat diolah menjadi berbagai makanan, seperti minuman lidah buaya, tape, kopi, kripik, bahkan bahan kosmetik. Untuk lahan yang baik untuk pertumbuhan tanaman, ia menjelaskan bahwa kondisi tanah sebaiknya tidak banyak mengandung tanah liat dan air. Sedangkan saat menanam diusahakan agar tanah tidak sampai menutupi bagian bawah daun.
Penulis : Ajru F.
Sumber : Nur Widayanti