You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Logo Kalurahan HARGOREJO
Logo Kalurahan HARGOREJO
HARGOREJO

Kap. KOKAP, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PEMERINTAH KALURAHAN HARGOREJO I SOSIAL MEDIA : Instagram @kalurahan_hargorejo I Twitter @pemkalhargorejo I Youtube : Kalurahan Hargorejo

Kunci Berbahagia Dengan Baik : Merangkum Bagian Buku 3 Meditations - Marcus Aurelius

Administrator 18 Februari 2022 Dibaca 60 Kali
Kunci Berbahagia Dengan Baik : Merangkum Bagian Buku 3 Meditations - Marcus Aurelius

Banyak orang yang bertanya-tanya apa kunci kebahagiaan dan bagaimana cara menggapainya. Menurut Marcus Aurelius, seorang Kaisar Romawi yang selalu menulis catatan harian dalam bentuk jurnal pribadinya menyampaikan tentang kebahagiaan yang baik saat catatannya ditulis di Carnuntum. Dalam catatan tersebut disampaikan setidaknya 15 poin penting yang bisa menjadi referensi untuk mempelajari tentang sebuah kebahagian dalam hidup yang baik. Kelima belas poin tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Pertama, memperhitungkan hidup semakin berkurang, yang tersisa dari hidup semakin hilang, serta tidak ada jaminan saat hidup lebih lama membuat pemahaman akan segala sesuatu memadai terkait kemampuan pengetahuan yang menyangkut keilahian dan kemanusiaan.

Kedua, kondisi ingatan yang menurun karena usia di mana yang pertama hilang adalah kekuatan untuk membuat diri berguna, memenuhi kewajiban, dan semua yang memerlukan logika meski masih bisa melakukan hal-hal dasar, seperti bernapas, makan, berimajinasi, dan memiliki keinginan.

Ketiga, segala sesuatu yang terjadi berkat anugerah akan mengandung sesuatu yang menyenangkan dan menarik. Konsekuensi yang dibentuk oleh alam, seperti buah ara yang akan pecah terbuka ketika mendekati matang akan jauh dari indah jika hanya dilihat dari sudut pandang terpisah, justru menjadi lebih indah dan memberi daya tarik jika seseorang memiliki perasaan dan pemikiran mendalam dengan rasa hormat pada cara kerja semesta secara keseluruhan, meski tidak selalu menyenangkan bagi setiap orang.

Keempat, bahwa sehebat apapun seseorang pada akhirnya akan meninggalkan dunia. Menerima dan berserah, karena yang satu adalah mengenai pikiran dan keilahian, lainnya adalah tanah liat dari debu dan darah.

Kelima, tidak perlu memikirkan orang lain, kecuali untuk hal-hal yang menjadi kebaikan bersama. Membiasakan diri berpikir tentang apa yang bisa membuktikan bahwa yang ada di pikiran adalah lugas dan baik, tidak sekadar memikirkan hal-hal yang membawa kenikmatan dan kesenangan belaka, persaingan, kedengkian, kecurigaan, dan malu untuk mengakui apa yang ada di pikiran.

Keenam, tidak menunda untuk berada bersama orang-orang baik, menggunakan kekuatan ilahi yang tertanam dalam diri, membuat diri tidak lagi tercemari kesenangan, tidak terluka oleh rasa sakit, tidak tersinggung oleh hinaan, tidak tersakiti kesalahan, menjadi petarung dalam pertempuran mulia, tidak dikendalikan hawa nafsu, berakar erat dalam keadilan, menerima sepenuh jiwa dengan apapun yang terjadi, serta tidak sering membayangkan ucapan, tindakan, dan pikiran orang lain kecuali sangat dibutuhkan untuk kebaikan bersama.

Ketujuh, dalam hal pekerjaan dapat membawa rasa puas dalam hidup, membuatnya luar biasa dengan yakin akan nasib baik dan yang dimiliki memang sudah menjadi bagian yang tepat.

Kedelapan, sebagai makhluk rasional, mengayomi orang-orang sesuai dengan kodrat manusia, namun tidak sepenuhnya berpegang pada opini dan pujian orang-orang karena bisa jadi mereka adalah orang yang tidak puas dengan diri sendiri.

Kesembilan, hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan :
- bekerja dengan enggan, tanpa memperhatikan kepentingan umum, tanpa pertimbangan, menjadikan sesuatu yang bisa mengalihkan pikiran
- bertindak seakan paling cerdas dengan selalu mengoceh dan ikut campur
- memiliki pikiran tidak berguna dan tanpa tujuan, terutama yang bersifat terlalu ingin tahu atau berbahaya

Kesepuluh, hal-hal yang bisa dilakukan :
- riang gembira
- mandiri dari mencari bantuan pihak luar atau kedamaian yang dapat diberikan orang lain
- berdiri tegak dengan kemampuan sendiri, bukan ditegakkan orang lain

Kesebelas, pujian orang banyak, kekuasaan, kenikmatan, kesenangan memang tampak menarik untuk sementara waktu. Namun, tak lama dapat mengambil kendali dan menyeret diri.

Keduabelas, jangan menilai sesuatu adalah bermanfaat jika membuat diri mematahkan iman, kehilangan harga diri, membenci orang lain, memandang penuh curiga, mengumpat, munafik, dan merahasiakan sesuatu yang diinginkan.

Ketigabelas, seseorang yang mengutamakan pikiran dan keilahian tidak butuh drama dalam hidup, tidak bertindak sebagai korban, tidak butuh kesendirian ataupun keramaian, dan dapat menjalani hidup dengan sikap tidak mengejar maupun menghindar dan terus bertindak sesuai alasan yang benar.

Keempatbelas, kunci hidup bahagia :
- fokus mengerjakan apa yang ada di depan mata
- mengikuti nalar secara sungguh-sungguh
- penuh tekad, kebenaran, tanpa memberikan perhatian pada gangguan apapun
- menjaga bagian dari diri yang ilahiah tetap murni
- tak berharap apapun, tak takut pada apapun, namun merasa puas dengan yang dilakukan karena selaras dengan alam

Kelimabelas, karakteristik yang menentukan diri seorang yang baik :
- tidak mencemari kekuatan ilahi dalam diri
- mengikuti dengan patuh dalam kesetiaan ilahi
- tidak berkata yang tidak sesuai kebenaran
- tidak melakukan apapun yang tidak sesuai keadilan

Kelimabelas poin yang dijabarkan dari catatan harian Marcus Aurelius tersebut dapat menjadi referensi untuk dasar perenungan diri untuk menguasai kendali atas diri sendiri dalam melawan hal-hal yang kurang pas atau tidak baik dalam kehidupan.

 

Penulis: Annisa Istika

Sumber: Bagian Buku 3 Meditations - Marcus Aurelius

Bagikan Artikel Ini
Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBK 2025 Pelaksanaan

APBK 2025 Pendapatan

APBK 2025 Pembelanjaan